Kaba " Catuih Ambuih": Masa Depan Musik Minang: Transformasi, Inovasi, dan Tantangan di Era Digital

 

 Keterangan tidak tersedia.

Oleh BAGINDO ISHAK, SH., MH., CRBD, CRDC.

Menyingkapi diskusi "Seni Musik" yang digagas oleh Forum Perjuangan Seniman Sumatera Barat pada 29 Januari 2025 di Galeri Taman Budaya menghadirkan Sexri Budiman dan Prof. Ardipal sebagai narasumber utama. Dengan tema yang menyoroti "Perjalanan Industri Musik Minang" serta " Transformasi Seni Musik Dalam Dunia Pendidikan dan Industri Kolaborasi Menuju Kemajuan Kebudayaan" , diskusi ini membuka wawasan mengenai bagaimana musik Minang harus beradaptasi dengan perubahan zaman agar tetap memiliki tempat di hati masyarakat. 

Industri Musik Minang di Era Digital: Kemandirian Musisi 

Dalam pemaparannya, Sexri Budiman menjelaskan bahwa saat ini terjadi perubahan besar dalam industri musik, di mana musisi dan penyanyi tidak lagi harus bergantung pada produser besar untuk memasarkan karyanya. Kehadiran platform digital seperti YouTube, TikTok, Spotify, dan media sosial lainnya memberikan ruang bagi musisi Minang untuk mengelola dan mempromosikan karyanya secara mandiri. 

Fenomena ini menciptakan peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi, musisi memiliki kebebasan lebih besar dalam berkarya, menentukan konsep musik, dan berinteraksi langsung dengan audiens tanpa perantara industri rekaman tradisional. Namun, di sisi lain, persaingan menjadi lebih ketat, dan keberhasilan musisi sangat bergantung pada kemampuan memahami algoritma digital, strategi pemasaran, serta kualitas konten yang menarik perhatian publik. 

Menurut Eddy S. Supriyanto, seorang pengamat industri musik, "Di era digital, kualitas lagu saja tidak cukup. Musisi harus memahami bagaimana membangun branding, engagement, dan distribusi karya mereka agar bisa menjangkau audiens lebih luas." 

Transformasi Musik dalam Dunia Pendidikan dan Industri 

Sementara itu, Prof. Ardipal melihat musik dari dua sudut pandang: pendidikan dan industri. Dalam dunia pendidikan, transformasi musik tidak hanya tentang keterampilan bermain musik, tetapi juga bagaimana musik dapat menjadi sarana edukasi yang memperkuat identitas budaya. Musik Minang harus diajarkan bukan hanya sebagai seni pertunjukan, tetapi juga sebagai warisan budaya yang memiliki nilai historis dan filosofis. 

Dalam perspektif industri, kolaborasi antara musik tradisional dan musik modern menjadi salah satu cara untuk menjaga keberlanjutan musik Minang di tengah arus globalisasi. Inovasi yang relevan dengan perkembangan zaman sangat dibutuhkan agar musik Minang tetap menarik bagi generasi muda, tanpa kehilangan nilai-nilai tradisi yang menjadi ciri khasnya. 

Lirik Lagu: Menghadirkan Inspirasi di Balik Syair 

Peserta diskusi juga menyoroti pentingnya pemilihan lirik lagu dalam menjaga eksistensi musik Minang. Selama ini, banyak lagu daerah yang berfokus pada tema asmara, kesedihan, dan patah hati, namun sebenarnya ada banyak aspek lain yang bisa diangkat dalam lagu-lagu Minang, seperti nilai-nilai kehidupan, perjuangan, kebanggaan budaya, serta pesan sosial yang inspiratif. 

Menurut Benny H. Setiawan, seorang peneliti seni dan budaya, "Musik yang bertahan lama bukan hanya karena melodi yang indah, tetapi juga karena lirik yang menyentuh dan memiliki makna mendalam." Oleh karena itu, perlu adanya regenerasi dalam komposisi lirik, agar musik Minang tidak hanya sekadar menjadi hiburan, tetapi juga sarana edukasi dan motivasi bagi pendengarnya. 

Mewujudkan Ajang Prestisius untuk Musik Minang 

Salah satu visi besar adalah bagaimana menciptakan wadah apresiasi yang lebih bergengsi bagi musisi Minang; 

1. Menghadirkan konser musik Minang dalam format orkestra, yang akan memberikan dimensi baru dalam pertunjukan musik Minang, baik dari segi aransemen maupun pengalaman penonton. 

2. Menyelenggarakan Festival Cipta Lagu Minang, yang menjadi ajang kompetisi bagi komposer dan musisi berbakat untuk menciptakan lagu-lagu berkualitas tinggi. Dengan acara puncak yang menampilkan 10 lagu terbaik, yang dinyanyikan oleh artis ternama, baik dari ranah lokal maupun nasional. 

Dengan adanya ajang semacam ini, musik Minang tidak hanya akan bertahan, tetapi juga akan terus berkembang dan memiliki daya saing di industri musik nasional. 

Menumbuhkan Ekosistem Musik Minang yang Berkelanjutan 

Agar musik Minang benar-benar menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, diperlukan ekosistem yang mendukung perkembangan musisi dan industri musik secara keseluruhan. Beberapa aspek penting yang harus diperhatikan adalah: 

1. Dukungan Pemerintah – Dinas Kebudayaan dan instansi terkait harus berperan aktif dalam memberikan pendanaan, pembinaan, serta promosi untuk musik Minang, termasuk memanfaatkan teknologi digital dalam distribusi karya musik. 

2. Digitalisasi dan Pemasaran – Memanfaatkan platform streaming, media sosial, dan kanal digital agar musik Minang lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas.

3. Pendidikan dan Pelatihan Musisi Muda – Memberikan ruang bagi talenta baru untuk berkembang melalui workshop, residensi seni, dan program mentoring dari musisi senior.

4. Kolaborasi dengan musisi nasional dan internasional mendorong musisi Minang untuk berkolaborasi dengan musisi dan berbagai genre dan latar belakang, sehingga musik Minang semakin dikenal di panggung yang lebih luas,

Masa Depan Musik Minang di Era Globalisasi

Bahwa musik Minang memiliki potensi besar untuk berkembang di era digital, namun membutuhkan inovasi, strategi promosi yang tepat, serta dukungan dari berbagai pihak. Dengan menghadirkan komposer dan musisi berkualitas, menciptakan ajang bergengsi, serta membangun sistem distribusi musik yag lebih modern, musik Minang dapat menjadi ikon budaya yang tidak hanya dikenal di ranah lokal, tetapi juga di tingkat nasional dan globalisasi.

Harapan ke depan, musik Minang tidak hanya menjadi bagian dari warisan budaya, tetapi juga sumber inspirasi, kebanggaan, dan industri kreatif yang berkelanjutan.

Padang, 29 Januari 2025.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال