Julia F Agusta
PADANG, AjarDetik.com - Tidak banyak perempuan yang berani maju dan punya banyak gagasan untuk membangun Kota Padang sebagai ibukota Provinsi Sumatera Barat. Salah seorang yang maju sebagai kontestasi bakal calon wali kota Padang adalah Julia F Agusta. Dia adalah pendiri Leon Agusta Institite (dan kini Leon Agusta Indonesia) 10 tahun lalu. Memakai nama Leon Agusta, karena Julia adalah anak sastrawan dan budayawan Indonesia asal Sumatera Barat, Leon Agusta.
Selama 10 tahun berkegiatan di jalan budaya, sejak 2014, Julia sudah menginspirasi dan menggerakkan ratusan kelompok masyarakat/lembaga swadaya Mayarakat (LSM) di hampir seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat. Dan pada Jumat, 26 April 2024 lalu, para aktivis masyarakat sipil Kota Padang, bersepakat menetapkan Julia F Agusta bersedia ikut kontestasi Pilkada Kota Padang 2024.
Sebab, di mata masyarakat sipil, Julia adalah tokoh perempuan muda yang memiliki visi pembangunan berbasis kebudayaan yang kuat pada orientasi kesejahteraan yang berkeadilan untuk semua warga Kota Padang. Kemudian, konsisten beraktivitas langsung di tengah masyarakat Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya, sejak 2014 sampai sekarang, dengan wadah lembaga kerja kebudayaan nonpemerintah Leon Agusta Institute.
Kota Padang Masa Depan
Pembangunan Kota Padang masa depan adalah pembangunan yang berbasis kebudayaan dengan nilai kultural yang menghidupinya: adat-istiadat, norma, nilai, etika, dan juga estetika.
Keseluruhan nilai itu perlu mewarnai penyelenggaraan pembangunan Kota Padang sebagai upaya nyata pembangunan yang holistik yang berpihak pada kemakmuran dan kegemilangan warga dan Kota Padang yang berkembang maju, dijalankan masyarakatnya dan pemimpinnya dengan mental dan kesadaran nilai yang kukuh.
Demikian pokok-pokok pikiran Julia F Agusta, pegiat kebudayaan dan konsultan manajemen. Julia berkomitmen untuk membangun Kota Padang yang lebih baik ke depan. Ia mendaftarkan diri sebagai calon Wali Kota Padang dan sudah bersilaturahmi dengan pimpinan sejumlah partai politik.
Menurut Julia, pembangunan Kota Padang ke depan merupakan kerja maraton yang memerlukan energi panjang tanpa batas, dan tanpa jalan pintas yang merugikan sendi – sendi nilai dan kebudayaan itu sendiri. "Kerja maraton inilah yang memerlukan start awal, langkah pertama yang mantap," sebutnya.
Paradigma pembangunan yang panjang ini harus dimulai dengan cara berpikir yang baik, perencanaan yang baik, dan proses pengerjaan dengan cara-cara baik. Etos kerja pembangunan perlu berpegang pada etika budaya saling menghormati, saling percaya, dan bersama bekerja untuk kepentingan bersama.
"Sementara etos kepemimpinan berpijak pada gagasan demi kemaslahatan bersama, kejujuran yang tak dapat ditawar-tawar, dedikasi yang bukan basa-basi, dan keadilan yang dijunjung tinggi," tambahnya.
Untuk itu, dalam pandangannya kesadaran komunal dengan nilai-nilai utama dari agama dan budaya ini perlu mewujud dalam diri setiap warga Kota Padang dalam memperjuangkan masa depan kota yang dihuninya. Pada konteks inilah, diperlukan bersama-sama mengikhtiarkan Perubahan di Jalan Budaya untuk “Mewujudkan Kota Padang Makmur dan Gemilang”.
Menurut Julia, pembangunan Kota Padang masa depan tidak boleh dibiarkan hanya berisi pendekatan teknis administratif yang penuh nuansa hukum dan politik. Sebagai kota yang berdiri di tanah Minang, Kota Padang perlu diselenggarakan dengan lebih mengedepankan pendekatan kebudayaan yang diyakini lebih sebangun dengan kehidupan demokrasi yang berkeadilan untuk semua masyarakat.
Hal ini penting diperhatikan secara serius dan mendalam sebagai langkah pengarusutamaan arah pembanguanan berkelanjutan guna menjawab seruan salah satu putra terbaik Minangkabau, Proklamator Mohammad Hatta, “Bangsa Indonesia yang bersatu, sejahtera kehidupannya, demokratis penyelenggaraan negaranya, dan negara itu bukan saja sebuah negara hukum, tetapi juga sebuah negara kultural”.
Dewasa ini, menurut Julia, paradigma dan proses penyelenggaraan agenda-agenda pembangunan oleh pemerintah daerah sejauh ini masih cenderung lebih menggunakan pendekatan hukum dan politik. akibatnya pembangunan daerah terjebak pada perangkap tidak adil dan kesejahteraan tidak untuk semua masyarakat.
Kiprah 10 Tahun Terakhir
Sebagai seorang perempuan aktivis, penggerak kebudayaan, Julia 10 tahun terakhir sudah melaksanakan program kerja kebudayaan yang dihadirkan untuk masyarakat Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat umumnya, di antaranya (1) memberikan PAGA Awards kepada pemuda penggiat pembangunan berbasis kebudayaan. (2) PAGA Beasiswa Budaya jenjang pendidikan Paket B dan C (pendidikan serata SMP dan SMA) bekerjasama dengan PKBM Suka Maju Sejahtera Padang. (3) PAGA Beasiswa Budaya untuk jenjang pendidikan Sarjana, bekerjasama dengan Universitas Taman Siswa Padang.
Kemudian, (4) PAGA Akademi Silat Minangkabau, (5) Dialog Kerja Kebudayaan untuk Ormas, LSM, OKP. (6) Diklat Jurnalistik Pemuda Pembangunan, (7)Workshop Penulisan Skenario Film Pendek, (8) Kemah Budaya Mahasiswa Sumatera Barat. Lalu, (8) Goes to Campus, Dialog Kerja Kebudayaan untuk mahasiswa, (9) Donasi Pangan untuk Nagari (Covid-19 berizin Kementerian Sosial RI), (10) Gerakan Sumbar Makmur, dan (11) turut berperan dan mendukung aktivitas Ormas/LSM/OKP/Organisasi Kemahasiswaan di Kota Padang dan Sumatera Barat.
Salah satu kepiawaian Julia adalah kemampuannya membangun jaringan, di antaranya menginisiasi dan memimpin Gerakan Kebudayaan LSM se-Sumatera Barat (tahun 2015), di mana ada 26 ormas/LSM yang tersebar di 19 kabupaten/kota di Sumatera Barat, dalam visi Gerakan Perubahan di Jalan Budaya.
Tahun 2022, Julia menginisiasi dan memimpin perkumpulan Persaudaraan Masyarakat Sipil Provinsi Sumatera Barat. Kemudian Julia juga menginisiasi dan memimpin 41 ormas/LSAM/OKP yang tersebar di kabupaten/kota di Sumatera Barat dalam visi Gerakan Sumaterta Barat Makmur. Juga membangun kerjasama Ormas/LSM/OKP se-Sumatera Barat dalam kampanye Gerakan Perubahan di Jalan Budaya dan Gerakan Sumbar Makmur.
Oya, Julia F Agusta pada Pilkada Kota Padang sebelumnya (tahun 2013) dipercata jadi konsultan penuh pemenangan pasangan calon walikota dan wakil walikota Padang, Desri Ayunda dan James Heliward.
"Ibu saya, Arlisyahniar, asal Pesisir Selatan. Dan semoga sekira 25 persen warga Padang dari Pessel, bersedia mendukung. Begitu juga ayah, Leon Agusta, asal Kabupaten Agam. Banyaknya warga Kota Padang asal Kabupaten Agam, sedikit banyak siap memberikan dukungan," jelas Julia. (YURNALDI)