PADANG, AjarDetik.com – Aparat Sipil Negara (ASN) Kota Padang relatif banyak jumlahnya, sehingga potensi gagasan, ide, dan pemikiran juga sudah pasti banyak. Jika ASN tersebut tidak diberikan peluang berkarya, maka ASN sangat jarang menulis. ASN penulis punya kelas/level tersendiri, yakni ASN yang diperhitungkan.
Demikian dikemukakan Yurnaldi, wartawan utama, penulis dan editor 60-an buku, serta mentor kepenulisan terkemuka Sumatera Barat, Selasa (7/11/2023), dalam pemaparannya secara daring melalui zoom meeting kepada ASN Kota Padang, membekali ASN bagaimana menulis tembus banyak media dan menang lomba. Menjadi ASN yang diperhitungkan tak hanya sebatas lingkungan Pemko Padang, tapi bagaimana diperhitungkan di level provinsi dan nasional.
Moderator Zoom Meeting Feri Mulyani Hamid (kanan atas) dan sebagian dari peserta zoom meeting.
“Kegiatan menulis jika ditekuni, walau kegiatan sampingan sepulang jam kerja, bisa menjadi sumber penghasilan tambahan. Sebagai penulis, suatu saat namanya akan dikenal luas. Dengan bidang keahlian yang ditekuni, berpeluang menjadi narasumber di bidang kepakarannya,” kata Yurnaldi, tokoh literasi peraih Sumatera Barat Literacy Award tahun 2018 dan Penulis Berprestasi SatuPena Sumatera Barat Tahun 2023.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang (tahun 2021), ada sebanyak 8.522 ASN dengan rincian 805 sarjana plus. Kemudian 5.281 orang sarjana, 1.241 orang diploma, dan 1.079 orang tamatan SLTA sederajat. Sebanyak 116 orang tamat SD/SLTP.
Yurnaldi penulis buku laris Wartawan & Penulis Diperhitungkan Menang dalam Kompetisi menjelaskan, jika 10 persen ASN memanfaatkan waktu untuk menulis --dengan satu tulisan per bulan, maka ada 852 tulisan/pemikiran/gagasan lahir setiap bulannya. Hal ini tentu sangat membantu Pemerintah Kota Padang menyusun program pembangunan untuk menyejahterakan masyarakatnya.
Buku laris karya Yurnaldi, jurus jitu menang lomba, pengalaman 35 tahun menulis dan juara nasional kompetisi menulis. Peserta yang berminat bisa pesan langsung, harga Rp80.000
Menurut mantan wartawan/editorial KOMPAS ini, biasanya ASN yang terbiasa menulis, berpeluang cepat naik pangkat dan menduduki jabatan struktural. Terlepas dari hal itu, dengan rutin menulis seorang ASN akan mendapatkan banyak keuntungan secara finansial. “Pada era kompetitif sekarang ini, persaingan sedemikian ketat. ASN silakan memilih, mau jadi ASN sekadar masuk hitungan atau ASN yang diperhitungkan?” kata Yurnaldi, yang sudah menggeluti dunia kepenulisan dan jurnalistik selama 38 tahun sampai sekarang dan belasan kali menjadi pemenang lomba menulis esai, ferature, dan foto. Juga sudah menulis ribuan esai yang dimuat puluhan media massa.
Tentang bagaimana menjadi pemenang dalam kompetisi menulis, Yurnaldi menjelaskan, esai yang ditulis harus mendalam dan gagasannya brilian dibanding karya peserta lain. Bahasanya gamblang, mudah dimengerti dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. “Walaupun lomba kali ini bebas tema, namun gagasan orisinal dari penulis berpeluang jadi pemenang. Masalah kebahasan juga akan menjadi salah satu kriteria penilaian,” kata Yurnaldi. (*)
Dari 187 karya ASN, sebanyak 20 karya terbaik dibukukan KORPRI Kota Padang.