PADANG, AjarDetik.com – Toko Buku Gramedia Padang, di Jalan Damar Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (17/9/2023) kembali menggelar lomba mewarnai untuk kategori Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD/Taman Kanak-Kanak) dan kategori Sekolah Dasar (SD). Bila lomba sebelumnya jumlah peserta sebanyak 55 orang, maka sekarang ada sebanyak 201 peserta, denfan rincian 90 peserta tingkat SD dan 111 peserta tingkat PAUD/TK.
Pimpinan Toko Buku Gramedia Padang Riwantoro mengatakan, melihat antusias peserta yang luar biasa, kita berharap lomba yang akan datang lebih banyak lagi. Jika tidak memungkinkan di lantai dua, kita bisa menggelar di areal parkir dengan menggelar tenda. “Sebenarnya di lantai dua masih memungkinkan, hanya saja karena tidak ada pembatas area peserta dengan orangtua, terkesan padat. Orangtua berusaha mengawal anak-anak dan lebih dekat dengan anaknya. Sebenarnya, anak-anak bisa mandiri dan orangtua menjauh dari lokasi. Kita punya banyak panitia untuk mengurus anak-anak,” katanya.
Didampingi Ketua Panitia Pelaksana Megawaty, Riwantoro, menambahkan ke depan ada rencana akan digelar kategori menggambar untuk tingkat SD. Sementara kategori mewarnai tetap ada. Menurut dia, kreativitas anak untuk menggambar juga harus kita fasilitasi dan inisiasi. Kita berikan ruang untuk menyalurkan bakat dan keterampilan anak-anak dalam melukis.
“Saya yakin, banyak bibit-bibit pelukis hebat di Sumatera Barat. Sejak dini anak-anak harus diberi peluang untuk berkreativitas. Dari dulu, sejak Indonesia belum merdeka dan setelah meredeka, banyak pelukis-pelukis terkemuka Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat. Untuk itu, bakat-bakat anak di dunia lukis/menggabar harus terus diasah melalui kompetisi,” jelas Riwantoro, yang baru hitungan bulan bertugas di TB Gramedia Padang. Sebelumnya Riwantoro adalah Pimpinan /Manajer Toko Buku Gramedia Aceh.
Anak-anak peserta lomba mewarnai
Pemenang
Setelah diberikan waktu selama 90 menit untuk mewarnai, Juri yang diketuai Yurnaldi, pelukis dan wartawan seni harian Kompas (1995-2011) yang sudah bertugas di sejumlah negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Australia; Riwantoro dan Megawaty dari TB Gramedia Padang, melakukan penilaian bertahap. Pertama, dipilih 20 besar setiap kategori. Lalu dikerucutkan menjadi 10 besar, dan kemudian dikerucutkan lagi menjadi 5 besar. Karya lima besar dibicarakan sedetail mungkin untuk melihat keunggulan dan kelemahan, sehigga bisa ditetapkan peringkat I, II, III, IV dan peringkat V untuk masing-masing kategori.
Yurnaldi, Ketua Dewan Juri tengah menberikan masukan kepada orangtua.
Untuk kategori PAUD/TK, juara I Syifa Aprilya Yalsa, nilai 90, dari TK Sani Ashila. Juara IIKinarian Qailula Vadytra, nilai 88, dari TK Semen Padang. Juara III, Viona Dwi Putri, nilai 85, dari TK Sani Ashila. Juara Harapan I Regia Husna Arya, nilai 83, dari TK Semen Padang, dan Juara Harapan II Jennaira Aisyah, nilai 80, dari TK Pertiwi.
Sedangkan untuk kategori SD, pemenangnya sebagai berikut: Juara I Septiawan Muhammad Akbar, nilai 92, SD 13 Kuranji. Juara II, Alifa Aqeela Azzahra, nilai 89, asal SD Semen Padang. Juara III Annisa Rahmah, nilai 85, SD SIT KAS. Juara Harapan I, Aghniya, nilai 82, murid SD Azkia 1, dan Harapan II Fathan Alfariski Yunil, nilai 80, murid SD 09 Surga.
Anak dan orangtua menunggu pengumuman pemenang lomba.
Menurut Yurnaldi, juri berdebat sengit untuk menetapkan peringkat pemenang. Dengan acuan kriteria penilaian, yakni (1) pewarnaan (komposisi warna, gradasi, kombinasi), (2) kreativitas (imajinasi/ide), dan (3) finishing (kerapian/keindahan/kebersihan), maka disepakati peringkat pemenang setiap kategori.
Yurnaldi yang juga dikenal sebagai pelukis, sudah enam kali pameran dan juara karikatur dan kaligrafi di Sumatera Barat, bahkan untuk kaligrafi pernah mewakili Perguruan Tinggi Sumatera Barat untuk kejuaraan Mushabagah Khat Al-Qur’an untuk tingkat nasional di Pontianak, tahun 1989, di hadapan orangtua anak-anak peserta menjelaskan, dari 201 karya yang ikut serta, ada 10 persen setiap kategori yang tidak siap. “Artinya, pewarnaan belum tuntas. Sehingga catatan untuk orangtua adalah, agar anak-anak dalam latihan di rumah, masalah waktu juga harus jadi perhatian,” tandasnya.
Kemudian, semua gambar dan bidang diwarnai, hanya saja masih ada pewarnaan yang bolong-bolong, tidak rata, bahkan tidak bersih, sehingga ini juga perlu jadi cacatan dan perhatian orangtua. Lalu, semua diwarnai, baik subyek gambar maupun seluruh bidang, tapi kreativitas kurang. Tak ada tambahan gambar dari peserta, sehingga menjadi pembeda dengan peserta lain. “Di sinilah kreativitas anak diuji. Kertas gambar yang diberikan, selain diwarnai juga gambarnya boleh ditambah, sesuai imajinasi peserta,” jelas Yurnaldi, yang sering menjadi juri dan meliput pameran lukisan di mana-mana, termasuk mengunjungi museum lukisan di sejumlah negara.
Decorating Cake
Sementara dewan juri menilai karya mewarnai anak-anak, tim dari Hotel Santika Padang mendemokan decorating cake kepada anak-anak dan orangtua anak. Keterampilan dekorasi kue ini juga menarik minat anak-anak dan orangtua, dengan harapan anak-anak juga punya minat dan bakat di bidang seni dekorasi kue (decorating cake).
Anak-anak belajar Decorating Cake dengan ahlinya dari Santika Hotel Padang.“Ini hal baru bagi anak-anak. Anak-anak menyaksikan langsung, bahkan juga dilibatkan, merupakan salah satu bentuk implementasi belajar merdeka yang kini digalakkan di dunia pendidikan di Indonesia. Siapa tahu kelak ada anak-anak berbakat yang bisa menjadi entrepreneur bidang usaha kue,” kata Afrinaldi, panitia dari Gramedia.
Hotel Santika dan TB Gramedia adalah dua perusahaan yang tergabung dalam Kelompok Kompas Gramedia (KKG). (DaNAL)