Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat Syukriah H.G (no.5 dari kanan)
BATUSANGKAR, AjarDetik.com -- Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat bekerja sama dengan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) dan Kemenkeu Satu Sumbar melaksanakan kegiatan Sosialisasi Pembiayaan Ultra Mikro (Umi) dan Launching Literasi Umi-Ambo (Ultra Mikro-Amanah Melayani Berakhlak Optimis), Rabu (27/7) di Gedung Maharajo Dirajo, Batusangkar kepada para peserta dari BUMNag dan Koperasi yang ada di Kabupaten Tanah Datar.
Kegiatan ini merupakan bentuk inovasi Kanwil Ditjen Prov Sumbar untuk mengenalkan pembiayaan ultra mikro kepada pengusaha usaha mikro di Sumatera Barat khususnya di Tanah Datar. Launching program literasi Umi Ambo ini sendiri diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah bersama dengan Bupati Kabupaten Tanah Datar, Eka Putra; Direktur PIP, Ismed Saputra, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Sumbar, Syukriah H.G, Forkopimda, dan pejabat-pejabat pemerintah pusat perwakilan Kemenkeu Satu Sumbar.
Sosialisasi Pembiayaan Ultra Mikro (Umi) dan Launching Literasi Umi-Ambo (Ultra Mikro-Amanah Melayani Berakhlak Optimis), Rabu (27/7) di Gedung Maharajo Dirajo, BatusangkarKepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat Syukriah H.G mengatakan, Sumatera Barat memiliki sejumlah besar UMKM yang berkontribusi pada perekonomian daerah. UMKM di wilayah ini memiliki potens ipertumbuhan yang tinggi dan menjadi salah satu pendorong utama ekonomi daerah.
"UMKM di Sumatera Barat aktif di berbagai sektor, termasuk industri kreatif, perdagangan, pertanian, perikanan, dan pariwisata. Keragaman ini membantu mengurangi ketergantungan pada satu sektor ekonomi saja.UMKM di Sumatera Barat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan lapangan kerja bagi penduduk lokal. Mereka membantu mengurangi angka pengangguran dan memberikankesempatan bagi warga setempat untuk berwirausaha," kata Syukriah.
Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Sumbar, Syukriah H.G, foto bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, Bupati Kabupaten Tanahdatar, Eka Putra, dan Direktur PIP, Ismed Saputra.
Menurut Syukriah, meskipun memiliki potensi yang baik, UMKM di Sumatera Barat sebagaimana UMKM di daerah lain, juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain sulitnya akses permodalan serta rendahnya literasi dan inklusi keuangan.
Berdasarkan data analisis Bank BRI, secara nasional, sekitar 45 juta pelaku UMKM masih membutuhkan tambahan pembiayaan. Dari 45 juta nasabah pelaku UMKM yang masih membutuhkan tambahan pembiayaan, terdapat 5 juta pelaku UMKM yang mendapatkan akses pembiayaan dari rentenir dan 18 juta pelaku UMKM termasuk nasabah ultra mikro yang belum mendapatkan akses pembiayaan.
Kemudian, berdasarkan data penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (Umi) di Provinsi Sumatera Barat sampai dengan 30 Juni 2023, jumlah debitur KUR di Provinsi Sumatera Barat sebanyak 44.239 debitur dengan total outstanding Rp3,12 triliun. Sedangkan, jumlah debitur Kredit Ultra Mikro(UMi) hanya sebesar15.957 debitur dengan total penyaluran hanya Rp89,5 miliar. Jumlah yang masihsedikit dan masih bisa dioptimalkan dengan peningkatan literasi masyarakat terhadap akses pembiayaan yang disediakan pemerintah.
Direktur PIP Ismet Saputra, Gubernur Sumbar Mahyeldi, Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Prov. Sumbar, Syukriah H.G, dan Bupati Tanahdatar Eka Putra.
Karena berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi kami, masih banyak masyarakat dan pelaku UMKM yang non-bankable dan memiliki kesulitan akses pembiayaan akhirnya terjebak dengan meminjam ke rentenir.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan Talkshow antara Bupati Tanah Datar, Direktur PIP, dan Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumbar di Gedung Indo Jalito, Batusangkar. Talkshow yang diinisiasi oleh KPPN Bukittinggi ini dilaksanakan guna mengamplifikasi launching Umi Ambo melalui RRI Bukittinggi sehingga masyarakat luas khususnya pengusaha mikro dapat menerima informasi mengenai kegiatan tersebut. (Khairil Indra)