Direksi Bank Nagari. Mereka solid dan sangat inovatif, sehingga membuat Bank Nagari tumbuh pesat.
Oleh YURNALDI
Wartawan Utama, Pemimpin Redaksi AjarDetik.com
Senin (20/3/2023) siang, panas berdengkang. Memasuki kantor pusat Bank Nagari di Jalan Pemuda, Kota Padang, terasa sejuk dan tenang. Petugas satpam dengan ramah menyapa dan berikan pelayanan prima. Seorang nasabah yang ketika itu hendak mengirimkan uang tunai ke temannya di Kota Padang Panjang, diantar sampai ke meja pengisian form, di lantai dua, setelah diberi momor antre. Tak lama kemudian teller sudah siap melayani.
Mungkin bagi sebagian nasabah, itu hal biasa. Pelayanan yang wajar-wajar saja. Namun, dibandingkan dengan pengalaman di bank lain, Bank Nagari benar-benar memberikan pelayanan istimewa, bahwa nasabah adalah raja.
“Kunci kesetiaan nasabah adalah pada pelayanan. Dimulai dari pelayanan petugas pengamanan di pintu masuk hingga pelayanan di teller. Saya menjadi nasabah setia Bank Nagari karena pelayanannya begitu santun, penuh senyum, dan ramah,” kata Suhendri alias Henry Pong, pengelola Tanah Ombak, rumah baca di kawasan Pantai Puruih, Kota Padang, yang sudah malang-melintang prestasinya di tingkat nasional. Suhendri bersama temannya, siang itu, juga sedang antre.
Menurut Suhendri, segala urusan keuangan, donasi dari pihak yang peduli literasi, dia percayakan pada Bank Nagari. “Bank Nagari adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat yang selalu meraih sejumlah prestasi nasional setiap tahun,” ujarnya.
Di ruang tunggu pelayanan, terpampang spanduk berukuran besar berlogo 61 Tahun Bank Nagari, dengan tagline Kolaborasi Mencapai Pertumbuhan. Karena spanduk besar, menutupi dinding sayap kanan dari pintu masuk, tentu saja hal ini menggoda mata yang melihatnya.
Membaca kata kolaborasi, jadi teringat Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sumatera Barat saat menggelar UMKM Expo, di pelataran parkir Stadion Haji Agus Salim, Padang, selama dua hari, 11-12 Maret 2023. “UMKN Expo adalah bentuk kolaborasi dan sinergi antara Kemenkeu (Ditjen Perpendaharaan Provinsi Sumatera Barat), Bank Indonesia , perbankan di Sumatera Barat, Pemprov Sumbar, serta didukung oleh lembaga keuangan perbankan dan nonperbankan, sebagai perwujudan dukungan dan kepedulian terhadap pemberdayaan UKKM,” kata Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Sumatera Barat, Syukriah HG.
Salah seorang pengusaha UMKM owner Boemboe Mandhe, Fitri, mengatakan, usahanya sudah berjalan sejak tahun 2004 sampai sekarang, dengan produksi satu ton per hari. Produksi Boemboe Mandhe sudah dikirim ke Timur Tengah, Turki, Australia dan sejumlah negara lain dan kota/kabupaten di Indonesia.
“Sampai sekarang saya belum pernah mengajukan kredit. Namun, melihat perkembangan usaha akhir-akhir ini, saya amat butuh alat senilai Rp27 juta. Semoga saya ada pihak bank yang mau berkolaborasi dan bersinergi,” kata Fitri penuh harap, yang didampingi suaminya, Syaiful.
Kepala KPPN Bukittinggi Khairul Indra (kiri) dan Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi (paling kanan), berfoto dengan Syaiful (samping Khairul Indra), owner Boemboe Mandhe, saat UMKM Expo di Kota Padang, 11-12 Maret 2023. (Foto Yurnaldi)
Kepala
KPPN Bukittinggi Khairul Indra
mengatakan, UMKM Boemboe Mandhe adalah salah satu UMKM binaannya yang sejak
beberapa tahun belakangan maju pesat. “Soal
harapannya untuk mendapatkan kredit membeli alat untuk produksi senilai
Rp27 juta, saya sudah mempertemukannya dengan pihak Bank Nagari. Kolaborasi
menjadi penting agar usaha terus
bertumbuh,” katanya.
Dalam UMKM Expo, Khairul Indra mendatangkan sebagian besar dari 70 peserta. “Kami rutin melakukan pembinaan UMKM dengan melibatkan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), pihak perbankan, dan pemerintah kabupaten/kota. Semua pihak harus bersinergi dan berkolaborasi. Tak hanya sebatas ungkapan saja, tetapi harus diwujudkan secara nyata.
Menurut Khairul Indra, UMKN Expo diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi di Sumatera Barat, dan juga pertumbuhan di sektor perbankan.
Kolaborasi Mencapai Pertumbuhan (Berkelanjutan)
UMKM Boemboe Mandhe, seperti laporan sekilas di atas, adalah contoh nyata perlu dan pentingnya kolaborasi. Bank Nagari yang juga peserta UMKM Expo, 11-12 Maret lalu, mengakui sampai saat ini sudah banyak UMKM di Sumetara Barat yang berkolaborasi, yang memungkinkan Bank Nagari tumbuh pesat secara nasional.
Bank Nagari pada UMKM Expo di Pelataran Parkir Stadion Haji Agus Salim, Padang, 11-12 Naret 2023. (Foto Yurnaldi)“Kolaborasi mencapai pertumbuhan adalah tema besar/tagline Bank Nagari yang kini berusia 61 tahun. Bank Nagari harus bisa merangkul UMKM lebih banyak lagi. Berkolaborasi dan bersinergi, supaya kinerja meningkat dari tahun ke tahun,” kata Direktur Utama Bank Nagari, Muhamad Irsyad.
Dirut Bank Nagari itu menjelaskan, selama 61 tahun keberadaan Bank Nagari secara konsisten memberikan kontribusi bagi masyarakat Sumatera Barat dan masyarakat Indonesia umumnya. Komitmen Bank Nagari untuk tetap memberikan layanan dan kinerja yang baik, dibuktikan dengan keberhasilan Bank Nagari tahun 2022 membukukan laba bersih auditted sebesar Rp471,27 miliar atau bertumbuh 15,31 persen dari laba tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan laba tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan bunga kredit, fee based income, jasa lainnya serta efisiensi beban bunga dana pihak ketiga (DPK), “ kata Irsyad didampingi Humas Bank Nagari, Affino Stephi.
Bank Nagari hingga saat ini memiliki 113 kantor dari pusat, cabang, cabang pembantu sampai kantor kas di seluruh Indonesia, dengan total nasabah 1,6 juta orang. Dari jumlah itu, 38 persen di antaranya (sekira 608.000 orang adalah nasabah tabungan Simpeda. Sementara, total Aset Bank Nagari hingga tahun 2022 tercatat mencapai Rp30,19 triliun dengan pertumbuhan sebesar Rp2,21 triliun dari tahun 2021, dengan capaian 101,95 persen dari target RBB, sejalan dengan optimalisasi penghimpunan DPK yang mencapai 102,28 persen dari target dan penyaluran kredit/pembiayaan yang mencapai 99,61 persen.
Direktur Utama Bank Nagari, Muhamad Irsyad. (Foto Fino)
Irsyad menjelaskan, dengan didukung oleh digitalisasi layanan, sepanjang tahun 2022 Bank Nagari menyalurkan kredit/pembiayaan sebesar Rp22,47 triliun, atau tumbuh 7,15 persen year on year (yoy). Ekspansi kredit/pembiayaan disokong juga oleh pertumbuhan Dana Pidak Ketiga yang mencapai Rp24,56 triliun, atau mencapai Rp30,10 triliun, atau meningkat 7,56 persen, year on year (yoy).
Dirut Muhamad Irsyad menegaskan, optimalisasi kinerja Bank Nagari ditunjukkan dengan rasio keuangan yang membaik dari tahun sebelumnya dengan rincian sebagai berikut: Rasio NPL 2,21 persen lebih baik dari tahun sebelumnya yang 2,49 persen. Penyaluran kredit/pembiayaan program tahun 2022, di antaranya penyaluran KUR sebesar Rp1,65 triliun yang terdiri dari KUR konvensional sebesar Rp1,35 triliun dan KUR syariah sebesar Rp300 miliar. Penyaluran KPR FLPP untuk 1.225 unit, yang terdiri dari KPR FLPP konvensional sebanyak 1.050 unit dan KPR FLPP syariah sebanyak 175 unit.
Irsyad menambahkan, selama tahun 2022, Bank Nagari telah melakukan inovasi dan berkolaborasi yang tiada henti dalam menciptakan peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan di masa depan. Dengan strategi yang berkelanjutan, Bank Nagari sukses mengikuti tren yang sedang berlangsung di era teknologi yang serba digital dan perilaku konsumen yang selalu bergantung kepada kecanggihan teknologi serta perkembangan lingkungan bisnis yang signifikan.
Ia menambahkan, HUT ke-61 ini, momentum Bank Nagari untuk melanjutkan fokus bisnis utama. Yakni membangun, berkontribusi dan berkolaborasi untuk mencapai pertumbuhan perekonomian Sumbar. Irsyad menyebut, selama 61 tahun, Bank Nagari secara konsisten memberikan kontribusi bagi masyarakat Sumbar khususnya dan Indonesia umumnya. Bank Nagari tiada henti membangun negeri.
Dirut Bank Nagari menerima penghargaan. (foto Fino)
Bank Nagari juga telah melakukan kegiatan dan aliansi strategis untuk meningkatkan kualitas layanan dan melakukan kerja sama dalam menunjang kegiatan bisnis. Di antaranya peluncuran QRIS Dinamis Payakumbuh untuk pembayaran Pajak Daerah Kota Payakumbuh, launching Pasar SIAP (Sehat Inovasi Aman Pakai) QRIS bersama Bank Indonesia dan Kementerian Perdagangan untuk Pasar Atas Bukittinggi, Pasar Aur Kuning, Pasar Bawah Bukittinggi, dan Pasar Serikat Batusangkar.
Kemudian, launching dan kerja sama dengan Pemko Padangpanjang dalam rangka pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Dan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Tanahdatar dalam program Makan Rendang (Memaksimalkan Pemberantasan Rentenir Agar Hilang).
Selain itu ada pula kerja sama dengan perusahaan asuransi dalam rangka meningkatkan pelayanan sekaligus mendukung penyaluran kredit dan pembiayaan host to host. Kerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar tentang Digitalisasi Pembayaran di Lingkungan Museum Adityawarman, Padang.
Launching dan kerja sama dengan Bank Mandiri terkait Co-Brand Kartu e-Money dan Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD). Kerja sama dengan PT Bank Negara Indonesia, Tbk (BNI) melalui Pemanfaatan bersama Produk, Layanan, Channel, serta API Sharing Biller dan Remittance.
Selanjutnya,
launching dan kerja sama dengan Pemko Padangpanjang dalam rangka pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan (PBB-P2). Launching dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Tanah Datar
dalam program MAKAN RENDANG (Memaksimalkan Pemberantasan Rentenir Agar Hilang).
Kerja sama dengan Perusahaan Asuransi dalam rangka meningkatkan pelayanan
sekaligus mendukung penyaluran kredit dan pembiayaan Host To Host. Kerja sama dengan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumbar
tentang Digitalisasi Pembayaran di Lingkungan Museum Adityawarman. Kemudian, kerjasama
dengan RSJ Prof HB Saanin terkait dengan penggunaan Aplikas N-HOSIN (Nagari
Hospital Integrated Sistem).
Lalu, kerja sama dengan LLDIKTI Wilayah X terkait dengan menggunakan layanan
digital Bank Nagari. Kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan tentang penerimaan
iuran peserta BPJS Ketenagakerjaan melalui jasa layanan perbankan.
Dengan terus melakukan inovasi dan kolaborasi yang tiada henti, Bank Nagari telah melakukan inisiatif-inisiatif yang diterapkan dalam menciptakan peluang baru untuk mengamankan pertumbuhan perusahaan di masa depan agar dapat memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan Bank Nagari.
“Dengan strategi pertumbuhan yang sustainable, premium profitability dan strategi manajemen risiko yang sukses terus mengikuti tren yang sedang berlangsung di teknologi digital, perilaku konsumen serta lingkungan bisnis. Langkah tersebut berhasil menjadikan Bank Nagari berada pada posisi yang solid di industri perbankan nasional.
Hal ini tak lepas dari tinjauan yang terus dilakukan Bank Nagari secara efektif untuk memonitor indikator-indikator pendorong bisnis perusahaan, seperti indikator pencapaian bisnis, parameter risiko terutama risiko kredit dan risiko operasional, engagement dengan pelanggan, sosialisasi pengetahuan digital, dan keunggulan layanan. Perusahaan juga secara aktif terlibat dalam mengkaji hasil sejumlah survei tingkat layanan, termasuk kualitas layanan cabang (Branch Service Quality/BSQ) dan tingkat layanan kredit (SLA).
Peroleh Banyak PenghargaanSelama tahun 2022, demikian dikatakan Dirut Bank Nagari Mohamad Irsyad, Bank Nagari telah menerima berbagai penghargaan. Di antaranya peringkat 1 kategori UUS Bank Umum Konvensional–BUK (aset Rp2,5 triliun hingga Rp5 triliun) diberikan oleh Infobank Digital Brand Awards 2022. Peringkat 3 kategori KBMI 1 (Modal Inti hingga Rp6 triliun) diberikan oleh Infobank Digital Brand Awards 2022.
The Best Rating BUMD Keuangan Versi Infobank 2022. Golden Trophy Infobank Awards 2022. Predikat “Excellence” Infobank Sharia Awards 2022, The 2th Best Finance Sharia Regional Bank Company Asset 25 T – 50 T oleh Economic Review Indonesia Finance Award-V 2022.
Kemudian, kriteria Bank Umum dengan peserta literasi terbanyak Bulan Inklusi Keuangan tahun 2022 oleh OJK Sumatera Barat, TOP 100 CEO 2022 kepada Direktur Utama Bank Nagari Muhamad Irsyad diberikan oleh Info Bank. Kategori Bank Pembangunan Daerah dengan Pembiayaan UMKM Terbaik diberikan oleh Anugerah Syariah Republika Tahun 2022.
Direktur Utama Bank Nagari Muhamad Irsyad (tengah), saat menerima penghargaan Top 100 CEO dan The Next Leaders Forum sektor keuangan dari Majalah Infobank, di Hotel Pullman Thamrin, Jakarta, pada Rabu (23/11). (foto Istimewa)
Selanjutnya, TOP Digital Implementation 2022 Level Stars 4 diberikan oleh IT Works TOP Leader on Digital Implementation 2022 kepada Direktur Utama Bank Nagari dan TOP Chief Information Officer (CIO) on Digital Implementation 2022 kepada Direktur Keuangan Bank Nagari diberikan oleh Majalah IT Work.
Penghargaan dari Dirjen Perbendaharaan Negara (DJPP) dalam pengembangan Dashboard rekening virtual. Terbaik 3 Kategori Bank Pembangunan Daerah sebagai Bank Penerima Setoran – Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPS-BPIH) diberikan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Irsyad menambahkan, pertumbuhan bisnis Bank Nagari di tahun ini secara keseluruhan menargetkan total aset ditargetkan mencapai Rp32,90 triliun atau tumbuh 9,30 persen. Kredit/pembiayaan mencapai Rp24,38 triliun, atau tumbuh 8,50 persen dan DPK naik 6,87 persen menjadi Rp26,25 triliun. Laba diproyeksikan meningkat 10,29 persen atau Rp48,50 miliar menjadi Rp519,77 miliar.
Menurut Dirut Bank Nagari itu, untuk mewujudkan target tersebut, telah disiapkan sejumlah strategi. Antara lain, pengembangan proposisi nilai produk dan layanan melalui revitalisasi skim kredit/pembiayaan yang mendorong perluasan jangkauan penyaluran kredit terutama UMKM dan sektor ultra mikro.
Pertumbuhan kredit/pembiayaan berorientasi kepada pembiayaan inklusi makroprudensial antara lain UMKM, MBR (Masyarakat Berpenghasil Rendah) dan koorporasi yang mendukung UMKM, dengan diferensiasi produk untuk mengembangkan pangsa pasar.
Kemudian, mengelola komposisi pendanaan agar dapat berkompetisi secara efektif sehingga memperoleh dana murah. Pembenahan Infrastruktur Teknologi Informasi dengan memberikan keyakinan dan kepercayaan nasabah/masyarakat maupun otoritas terhadap eksistensi Teknologi Informasi Bank.
Strategisnya Kolaborasi dengan Ritel
Selain itu, mungkin menarik juga kalau Bank Nagari berkolaborasi dengan ritel, yang tumbuh pesat di berbagai kota di Sumatera Barat. Menariknya, mereka dalam bisnisnya menyatakan antiriba. Ini sebuah tantangan. Bukankah untuk berkolaborasi dengan ritel ini Bank Nagari punya unit syariah?
Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo menyatakan, kerjasama antara bank digital dengan toko ritel adalah cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan potensi keuangan syariah nasional.
Untuk itu, Bank Nagari bisa bekerja sama yang menggabungkan layanan perbankan digital bersifat online dan toko ritel bersifat offline (omnichannel), dinilai dapat mempercepat peningkatan ekonomi Syariah Nasional. Apa keuntungannya buat konsumen? “Kerja sama sejalan pengembangan ekosistem digital syariah sebagai bagian strategis dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah,” ujar Ventje menjelaskan. “Melalui sinergi kedua perusahaan tersebut, layanan bank syariah dapat diakses lebih mudah dan cepat oleh masyarakat lewat online, maupun lewat jaringan pada ritel. Literasi dan inklusivitas keuangan syariah juga terakselerasi.”
Di samping itu, menurut Ventje, bank digital syariah akan menjadi model pengembangan layanan keuangan syariah dengan aksesibilitas yang lebih luas dengan layanan produk yang bisa digelar dengan cepat. Kehadiran bank digital (syariah) juga akan membuat standarisasi pelayanan lebih mudah dijaga dengan biaya layanan relatif lebih murah.
“Dengan semakin berkurangnya penggunaan uang kartal, maka perekonomian kita akan berputar lebih cepat secara efisien,” ucap Ventje.
Kolaborasi Perbankan dan Fintech
Kolaborasi
lain yang perlu diwujudkan adalah kolaborasi Bank Nagari dengan fintech untuk
menciptakan solusi pendanaan UMKM.
Hambatan dalam hal pendanaan merupakan salah satu masalah krusial yang menghambat produktivitas UMKM di Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan Daya Qarsa, ditemukan bahwa setidaknya 28 persen UMKM di Indonesia merasakan rumitnya pengajuan pinjaman dan 25 persen lainnya merasakan kesulitan ketika melaksanakan administrasi.
Hal ini juga sejalan dengan data yang ditemukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yaitu, kesenjangan keuangan di Indonesia pada tahun 2020 mencapai 165 miliar dolar AS yang sebagian besar disebabkan oleh fakta bahwa sekitar 70 persen UMKM belum mendapatkan permodalan dari lembaga bank maupun lembaga non bank. Hal ini tentu sangat disayangkan karena jumlah UMKM di Indonesia mendominasi jenis usaha di Indonesia.
Terdapat tiga hal pokok yang menjadi ekspektasi pelaku UMKM dalam melakukan peminjaman dana yaitu, jeda yang lebih lama untuk waktu pengembalian dana, kemudahan dalam mendapatkan kredit untuk perorangan atau untuk usahanya, dan bebas biaya ketika mengalami keterlambatan pengembalian dana.
Pada dasarnya, masing-masing lembaga keuangan baik perbankan dan fintech memiliki fungsi dan kelebihannya masing-masing sehingga pelaku UMKM dapat memilih sesuai dengan kondisinya. Bahkan saat ini perbankan dan fintech lending telah berkolaborasi menciptakan produk-produk keuangan untuk memberikan alternatif solusi pendanaan UMKM. Beberapa bentuk kolaborasi antara keduanya, yaitu pertama, Channeling/Kanal. Metode channeling/kanal ini sangat umum dilakukan oleh perbankan dan fintech. Dengan metode ini, kolaborasi dilakukan dengan cara bank menyalurkan kredit melalui fintech. Tujuannya agar kredit dapat semakin banyak dan cepat disalurkan kepada masyarakat.
Sebanyak 70 UMKM di Sumatera Barat mengikuti UMKM Expo yang bertajuk Sinergi dan Kolaborasi untuk Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi. (Foto Yurnaldi)
Kedua, Supplier. Kolaborasi metode supplier dilakukan dengan cara perbankan mengembangkan layanan mirip fintech. Ketiga, Satelit. Metode kolaborasi satelit ini dilakukan dengan cara perbankan membentuk perusahaan modal ventura yang bisa dengan bebas berinvestasi di fintech-fintech yang ada. Keempat, Merger/Akuisisi. Metode merger/akuisisi ini dilakukan dengan cara merger atau mengakuisisi saham.
Kolaborasi perbankan dan fintech sangat penting untuk memberikan akses keuangan bagi masyarakat unbanked dan underbanked, baik individu, maupun UMKM. Inovasi keduanya diharapkan dapat meningkatkan literasi dan inklusi masyarakat, serta mendorong penetrasi layanan keuangan yang lebih terukur.
Steering Committe Indonesia Fintech Society (Ifsoc) Dyah NK Makhijani menyebutkan, kolaborasi antara perbankan dan perusahaan teknologi finansial (fintech) semakin menguat pada 2022 lalu. Hal ini antara lain tampak dari proporsi perbankan terhadap sumber pembiayaan fintech yang mencapai 46 persen pada Oktober 2022.
"Kami mengapresiasi upaya pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang membuat aturan untuk memfasilitasi sinergi perbankan dengan fintech. Kolaborasi ini perlu terus dikembangkan ke depan untuk mencapai target-target digitalisasi UMKM," katanya di Jakarta, Selasa (27/12/2022).
Ia mengatakan dari 18,7 juta penerima pembiayaan fintech, sekitar 4,5 juta merupakan UMKM. Ia juga meyakini sebagian penerima pembiayaan yang berupa individu menyalurkan dananya kepada usaha mikronya.
Karena itu, menurutnya, kolaborasi perbankan dengan fintech akan mendorong pengembangan UMKM ke depan, terutama digitalisasi UMKM. "Kita melihat ini sangat bagus bahwa kolaborasi perbankan dan fintech sudah menghasilkan pemberian lendingyang sangat tinggi yang dapat mendorong digitalisasi UMKM," imbuhnya.
Kolaborasi perbankan dengan fintech juga sesuai dengan upaya bank memenuhi kewajiban penyaluran pembiayaan untuk modal UMKM paling sedikit sebesar 20 persen dari total pembiayaan pada 2022 dan sebesar 25 persen pada 2023. Dalam upaya mendorong perkembangan sektor keuangan digital, selama tahun 2022, telah diterbitkan dua peraturan yakni Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) dan Peraturan OJK Nomor 22 Tahun 2022 yang diharapkan dapat mempermudah inovasi melalui pemanfaatan teknologi dan kolaborasi.
"Ifsoc mengapresiasi upaya pemerintah dan OJK dalam hal pembuatan peraturan yang memfasilitasi kemudahan sinergi antara bank dengan fintech yang diharapkan akan membuka peluang kolaborasi lebih luas dan meningkatkan penetrasi layanan keuangan ke seluruh segmen masyarakat," tuturnya.
Inovasi Digital untuk Segmen Pasar Milenial
Agar pertumbuhan berkelanjutan, Bank Nagari harus terus melakukan inovasi lain yang adaptif terhadap teknologi digital. Ekspektasi konsumen terhadap teknologi/inovasi digital begitu tinggi.
Sebuah gelombang baru teknologi seperti blockchain, Application Programming Interface (API), hingga robo-advice merevolusi kita dalam mengelola, mengontrol, dan mendistribusikan uang. Nasabah tidak perlu datang ke bank melakukan transaksi. Cukup menggunakan aplikasi mobile banking melalui smartphone, nasabah sudah dapat melakukan berbagai aktivitas perbankan.
Perbankan digital dianggap menjadi cara baru berbisnis terutama berkat potensinya untuk menghemat biaya. Bank Nagari sebaiknya melihat bahwa hal tersebut bukan sekedar mendigitalisasi produk yang sudah ada, tetapi mengubah pola pikir dan solusi menjadi digital sebuah perilaku dan kebutuhan masyarakat. Bank Nagari perlu menempatkan diri pada sisi nasabah dan mengubah pengalaman konsumen agar menjadi lebih besar dari sekedar otomasi.
Yang paling menantang dalam inovasi perbankan digital ini adalah menanamkan budaya baru dalam perusahaan. Pembenahan dapat dilakukan mulai dari penerapan konsep open office agar tercipta nuansa kolaborasi. Cara budaya karyawan yang smart casual menstimuli gaya bekerja yang dinamis dan berpikiran terbuka. Bank Nagari bisa merancang seri pelatihan mempersiapkan karyawan bekerja gesit yang mencakup topik seputar teknologi, media sosial, API, pemasaran digital serta keamanan teknologi informasi. Semuanya dikemas dalam aplikasi digital yang dapat diakses di mana saja.
Saat ini adalah era generasi milenial (berusia 18-29 tahun) dan sangat terpapar gawai, maka inovasi pelayanan melalui teknologi digital menjadi sebuah keharusan. Misalnya bagaimana membuka rekening tanpa harus ke kantor Bank Nagari, tapi cukup dilakukan secara digital, sehingga waktu yang dibutuhkan bisa dipersingkat, misal dalam hitungan 10 menit.
Kemudian bagaimana nasabah Bank Nagari bisa melakukan penarikan tunai di mesin ATM tanpa kartu. Yakinlah, kelas milenial merupakan segmen pasar yang potensial.
Menurut data, berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, sebanyak 132,7 juta orang atau 51,8 persen dari total penduduk Indonesia adalah pengguna internet. Sedangkan survei We Are Social mengungkap bahwa 91 persen penduduk Indonesia memiliki ponsel dan 47 persen di antaranya memiliki smartphone.
Karena itu, segmen pasar yang potensial ini jangan sampai diabaikan. Presiden Jokowi, tanggal 15 Maret 2018 silam, di hadapan para pimpinan perbankan di Istana Negara, Jakarta, mengatakan, hadapi persaingan global perbankan nasional mesti berinovasi. Perbankan Indonesia harus mampu mencari dan menyiapkan inovasi karena persaingan bisa datang dari mana saja.
Agar peningkatan kinerja Bank Nagari dapat dipertahankan terutama peningkatan DPK, ada tiga terobosan yang bisa dilakukan. Pertama, memaksimalkan branchless banking. Sudah bukan rahasia lagi bahwa saat ini perbankan kita mulai mengembangkan pengumpulan dana pihak ketiga dengan tidak harus melalui kantor bank. Masyarakat dapat menabung atau melakukan transfer melalui agen-agen yang sudah ditunjuk oleh bank.
Kedua, memaksimalkan teknologi informasi. Ketika bank menawarkan teknologi serba cepat dan mempermudah masyarakat melakukan transaksi, maka bank tersebut akan menjadi incaran masyarakat ketika menempatkan dananya.
Ketiga, perbankan harus menjadi institusi yang bisa dipercaya untuk menjalankan amanah dari masyarakat dalam mengelola dana masyarakat.
Dengan adanya kesempatan yang sama, serta memberikan bunga lebih rendah kepada pengusaha kecil melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), artinya pemerintah mampu memberikan keseimbangan dalam sistem keuangan nasional.
(Yurnaldi beberapa kali juara karya tulis jurnalistik, antara lain meraih Bank Indonesia Award , 2016, dan Bank Tabungan Negara Award, 2017, Pesona Pariwisata Award dari Kementerian Pariwisata dan Budaya, 2016)